Wacana agar
FIFA menghukum persepakbolaan Indonesia semakin berkembang menyusul kisruh PSSI
yang semakin berlarut-larut. Dengan datangnya sanksi dari FIFA,
diharapkan semua pihak yang berseteru bisa melakukan rekonsiliasi dan
introspeksi atas langkah-langkah mereka yang kerap mengedepankan ego
masing-masing.
Melihat berlarutnya
masalah yang terjadi di tubuh PSSI Presiden pun mengeluarkan aspirasinya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)
meminta pengurus PSSI jangan membuat kecewa rakyat, dengan memberikan prestasi
memalukan, seperti hasil kekalahan timnas 0-10 yang didapat dari Bahrain, pada
laga penyisihan Grup E kualifikasi Piala Dunia Zona Asia baru lalu.
Presiden meminta, pengurus PSSI segera menghentikan konflik dan perselisihan yang tiada habisnya. Dan segera mencari solusi yang terbaik sesuai statuta FIFA, sehingga dapat segera meningkatkan prestasi sepakbola Indonesia ke jenjang yang lebih tinggi lagi.
SBY mengakui, pernah ikut campur dalam persoalan yang terjadi di Otoritas Sepakbola Indonesia (PSSI), sebanyak tiga kali. Pertama, saat ada suara-suara menurunkan Ketua PSSI, Nurdin Halid. SBY menolak ide atau gerakan yang ingin menjatuhkan Nurdin.
"Jangan melakukan tindakan yang bertentangan dengan norma organisasi. Kalau topiknya kongres sepakbola, mari kita bicara bagaimana memajukan sepakbola di negeri kita," ungkap SBY di Istana, Senin (5/3).
Kedua, ketika berlangsungnya pertandingan di Jakarta, puluhan ribu warga ingin menonton, harga tiket malah dinaikkan. SBY meminta agar harga tiket jangan dinaikan. "Saya katakan, jangan begitu. Rakyat sedang semangat-semangatnya justru dinaikkan," ungkapnya saat ikut campur kedua kalinya.
Ketiganya, saat Indonesia nyaris mendapatkan sanksi dari Federasi Sepakbola Internasional (FIFA), karena PSSI terus ribut. SBY meminta Menteri Pemuda dan Olahraga untuk turun tangan.
"Jika sampai dilarang atau dibekukan, yang marah dan sedih rakyat kita. Tolonglah dilakukan pendekatan yang baik. Alhamdulillah dengan cara tersebut, kita tidak jadi mendapat sanksi dari FIFA," kata orang nomor satu di Indonesia itu.
Yang membuat SBY habis pikir, meski sudah dilakukan pergantian pimpinan PSSI, dari Nurdin Halid ke Djohar Arifin masih saja terjadi perselisihan di PSSI. Dihimbau, pengurus PSSI segera menyelesaikan dengan baik. Semangat rakyat yang begitu tinggi jangan dinodai dengan konflik pengurus yang tidak ada habisnya itu.
Menurut SBY, pemerintah tidak bisa terus-menerus melakukan intervensi. Untuk itu, dihimbau pengurus PSSI mau mendengar suara rakyat agar tidak menambah lagi luka masyarakat Indonesia.
"Saya minta saudara-saudara kita yang ada di kepengurusan PSSI sekarang, mendengarkan suara rakyat. Jangan sibuk berantem, yang akhirnya mengabaikan prestasi tim nasional, untuk kepentingan yang lebih luas," pinta SBY.
Presiden meminta, pengurus PSSI segera menghentikan konflik dan perselisihan yang tiada habisnya. Dan segera mencari solusi yang terbaik sesuai statuta FIFA, sehingga dapat segera meningkatkan prestasi sepakbola Indonesia ke jenjang yang lebih tinggi lagi.
SBY mengakui, pernah ikut campur dalam persoalan yang terjadi di Otoritas Sepakbola Indonesia (PSSI), sebanyak tiga kali. Pertama, saat ada suara-suara menurunkan Ketua PSSI, Nurdin Halid. SBY menolak ide atau gerakan yang ingin menjatuhkan Nurdin.
"Jangan melakukan tindakan yang bertentangan dengan norma organisasi. Kalau topiknya kongres sepakbola, mari kita bicara bagaimana memajukan sepakbola di negeri kita," ungkap SBY di Istana, Senin (5/3).
Kedua, ketika berlangsungnya pertandingan di Jakarta, puluhan ribu warga ingin menonton, harga tiket malah dinaikkan. SBY meminta agar harga tiket jangan dinaikan. "Saya katakan, jangan begitu. Rakyat sedang semangat-semangatnya justru dinaikkan," ungkapnya saat ikut campur kedua kalinya.
Ketiganya, saat Indonesia nyaris mendapatkan sanksi dari Federasi Sepakbola Internasional (FIFA), karena PSSI terus ribut. SBY meminta Menteri Pemuda dan Olahraga untuk turun tangan.
"Jika sampai dilarang atau dibekukan, yang marah dan sedih rakyat kita. Tolonglah dilakukan pendekatan yang baik. Alhamdulillah dengan cara tersebut, kita tidak jadi mendapat sanksi dari FIFA," kata orang nomor satu di Indonesia itu.
Yang membuat SBY habis pikir, meski sudah dilakukan pergantian pimpinan PSSI, dari Nurdin Halid ke Djohar Arifin masih saja terjadi perselisihan di PSSI. Dihimbau, pengurus PSSI segera menyelesaikan dengan baik. Semangat rakyat yang begitu tinggi jangan dinodai dengan konflik pengurus yang tidak ada habisnya itu.
Menurut SBY, pemerintah tidak bisa terus-menerus melakukan intervensi. Untuk itu, dihimbau pengurus PSSI mau mendengar suara rakyat agar tidak menambah lagi luka masyarakat Indonesia.
"Saya minta saudara-saudara kita yang ada di kepengurusan PSSI sekarang, mendengarkan suara rakyat. Jangan sibuk berantem, yang akhirnya mengabaikan prestasi tim nasional, untuk kepentingan yang lebih luas," pinta SBY.